PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Detail Berita

KABID PAUD- PNF PASTIKAN PENDIDIKAN KELUARGA DI BAJUIN

Di Post Oleh Admin


(Disdikbud_Tala)Bajuin ---- Seksi Kurikulum dan Penilaian pada bidang PAUD dan PNF kembali melakukan monitoring ke lembaga- lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Semua  PAUD yang ada di kecamatan Bajuin sudah mulai melaksanakan pendidikan keluarga, dengan diberikan pembinaan dan pendampingan langsung dari pengawas TK kecamatan Bajuin.

Dalam rangka memastikan jalannya kegiatan Pendidikan keluarga di kecamatan Bajuin. Kepala Bidang PAUD dan PNF, Hj Henny Hastuty, S.Sos bersama Kasi Kurikulum dan penilaian PAUD, Uswatun Hasanah, S.Pd didampingi oleh Pengawas TK Kecamatan Bajuin langsung melakukan kunjungan ke beberapa lembaga PAUD yang ada di Desa Tirtajaya, Desa Galam dan Desa Pemalongan. Diantara yang dikunjungi yaitu; TK Ummi , TK Al Zahra ,PAUD Flamboyan , TK Bina Putra Balita dan TK Pertiwi.

"Sudah terlihat perubahan yang cukup bagus dilembaga-lembaga tersebut, dimana adanya peran aktif masyarakat, seperti lingkungan sekolah dan didalam kelas terlihat bersih dan baik, ini berkat keterlibatan orang tua di sekolah" ujar Kabid PAUD dan PNF Hj. Henny Hastuty, S.Sos, Jum'at, (10/01/20).

Lembaga- lembaga tersebut juga melibatkan peran orang tua seperti membacakan buku cerita (mendongeng) untuk anak disekolah dengan terjadwal secara bergiliran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjadikan pembiasaan (habit) kepada anak senang membaca sedari kecil dan bermanfaat membangun kedekatan emosional dan karakter anak, mendongeng juga dapat menjadi sarana menumbuhkan minat baca sejak usia dini, sehingga membaca dapat menjadi karakter anak dan membudaya hingga dewasa. Pada Usia ini, orang tua ditekankan agar sesering mungkin membacakan cerita di depan anak agar menumbuhkan minat baca untuk memperluas kosakata. Kosakata itu akan membuat anak mengenal huruf serta menarik minat anak untuk mengenal dasar baca-tulis. 

Terkait membaca, hasil survei UNESCO tahun 2011 bahwa indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih mau membaca buku secara serius.

Survei The World's Most Literate Nations tahun 2017 yang diadakan Central Connecticut State University, menempatkan Indonesia di urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Rendahnya budaya membaca ini berbanding lurus dengan kebiasaan masyarakat Indonesia, yang berdasarkan penelitian lebih suka menonton televisi dibandingkan membaca.

Penelitian lain juga menyebutkan, bahwa dari 88,1 juta jiwa penduduk Indonesia yang terkoneksi dengan internet, 40 persen di antaranya digunakan untuk main game, dan hanya 2 persen yang menggunakan internet untuk mengakses sumber-sumber ilmu pengetahuan teknologi berbasis buku.

Melalui pendidikan keluarga, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Laut berusaha menggalakkan minat dan budaya baca serta meningkatkan peran serta keluarga dalam pendidikan. Disdikbud telah mencanangkan kebijakan "Gerakan 18-20" diwilayah Kabupaten Tanah Laut, yaitu kebijakan berupa himbauan kepada masyarakat terutama para orang tua untuk melakukan puasa menggunakan TV dan gadget, seperti handphone, smartphone, tablet, atau laptop sejak pukul 18.00 WITA sampai pukul 20.00 WITA. Gerakan 18-20 merupakan cara efektif membentengi anak dari pengaruh buruk lingkungan. Dengan melaksanakan Gerakan 18-20,  perasaan bertanggung jawab muncul. Orang tua merasa punya “peran” menemani anak-anak mereka dalam belajar di rumah.

"PAUD di kecamatan Bajuin juga sudah mulai melaksanakan gerakan 18–20" ungkap ibu Kabid.

"Dengan digalakkannya gerakan 18-20 diharapkan orang tua lebih perhatian kepada anak-anaknya, lebih meningkatkan relegius dalam keluarga, juga lebih meningkatnya hubungan keakraban dalam anggota keluarga" tutupnya. (GA)